Translator: Tanaka Hinagizawa
Editor: Tanaka Hinagizawa
Chapter 6 - Tampaknya Mereka Berdua (Si Kembar) Akan Melakukan Sebuah Serangan.
Kehidupan sekolahku sangatlah biasa.
Aku berangkat ke sekolah, menuju ke kelas, mengikuti kelas, makan roti yang ku beli di siang hari, lalu menghadiri kelas di sore hari, dan meninggalkan sekolah.
Pola kehidupan ini terus berulang-ulang tanpa henti.
Sebagai catatan tambahan, membeli makan siang tidak seburuk membuat bento sendiri, dan tidak mungkin aku menyuruh orang tuaku yang sibuk di toko melayani para pelanggan dll akan menyiapkan bento untukku, jadi membeli roti adalah cost performance terbaik.
Tidak ada aktivitas klub yang kuuikuti.
Ketika aku masih di sekolah menengah pertama, aku pernah mengikuti klub bola basket, disana, aku melakukan yang terbaik di klub bola basket, tetapi setelah aku masuk sekolah menengah, aku tidak merasa termotivasi lagi.
Aku memiliki fisik yang bagus, dan aku mungkin cukup atletis.
Namun, aku tidak bisa tampil yang baik di dalam tim basket ku. Pada akhirnya, aku dijauhi oleh rekan satu timnya.
Mungkin bukan karena fisik dan wajah ku ini yang mengerikan berfungsi.
Ada banyak pria di bidang atletik yang lebih solid dariku, dan pria yang terlihat menakutkan.
Bukan hanya penampilanku, tetapi ada sesuatu yang keluar dari diriku yang membuat orang lain takut kepada ku.
Bukannya aku memusuhi atau mewaspadai orang lain...
"Maki! Hei, hei, tonton video ini! Riina baru saja mengajariku, bukankah itu berbahaya? Cobalah mengisi kolam vinil dengan yakisoba super pedas ini!"
"……apa yang sedang kamu lakukan, Yuzuki?"
"Eeh? Apakah ini tidak lucu?"
"Itu tidak terlalu menarik. Dan juga, jangan main-main dengan makanan, seharusnya begitu bukan?"
Di dalam kelas, beberapa orang membuat keributan.
Yuzuki sedang duduk di mejaku, meraih pundakku dan menunjukkan layar smartphone-nya kepadaku.
Meskipun dia adalah ratu yang ramah kepada semua orang, jaraknya kepadaku mungkin terlalu dekat.
"Ah, Maki adalah anak seorang pemilik restoran. Tidak, tapi pada akhirnya, semua pelanggan selesai memakannya dengan enak, jadi aku tidak sedang mempermainkannya."
"Aku mengerti, jika kau sudah makan semuanya - itu sudah benar."
"Jika ini baik-baik saja, aku juga akan merekomendasikan video yang ini! Aku ingin kamu melihatnya dengan benar!"
"Oh, hey……!"
Membalik ujung roknya, Yuzuki turun dari meja dan dengan paksa dirinya duduk di atas kursi yang sedang ku duduki.
Melalui roknya, aku bisa merasakan paha Yuzuki dan bokongnya di kakiku...!
"Ini akan selesai dalam lima menit, jadi aku akan cepat-cepat sebelum kelas dimulai. Lihat, lihat, lihatlah"
"Yu, Yuzuki... Bukankah ini sedikit bahaya"
Aku berbisik agar hanya Yuzuki yang bisa mendengarnya.
Ini bukan lagi level ramah yang bisa ditoleri semua orang.
Itu hanya akan terlihat seperti pasangan yang sedang menggoda satu sama lain.
"Apakah kamu akan mengumumkan bahwa kita sedang berkencan...?"
"Hmm? Itu tidak baik karena akan menjadi buruk nantinya"
"Nanti...? Tidak, ini sudah buruk saat ini juga"
Teman-teman sekelasku menatapku dengan rasa ingin tahu dan curiga.
Yuzuki semakin dekat dan lengket denganku, tidak hanya bokong dan pahanya, tapi payudaranya yang montok juga menempel di lenganku.
Aku merasa seperti aku tidak bisa tidak mengingat apa yang terjadi tadi malam...!
"Aku tidak akan mengatakan bahwa kita sedang berkencan, tetapi aku juga tidak akan membuang waktuku di sekolah. Maki juga baik-baik saja dengan itu. Tidak peduli apa yang dikatakan orang, kamu katakan saja, “Aku tidak berkencan dengannya, kita hanya teman baik" "
"Itu sangat tidak masuk akal……!"
Terlalu tidak masuk akal untuk mengatakan bahwa “kita hanya berteman” setelah kita saling menggoda satu sama lain seperti ini.
"Jika Maki mendorongku, kebanyakan orang akan berkata “ya” dan menarik diri."
"……Bahkan bekas lukaku yang menakutkan terkadang berguna"
"’Karena aku tidak takut aku akan mengatakannya lagi dan lagi. Aku tidak akan menyangkal bahwa orang-orang yang melihat Maki akan memandangnya sebagai orang yang menakutkan."
"Itu perkembangan yang paling beruntung bagiku.……"
Ditakuti oleh orang lain adalah tidak lebih dari rutinitas sehari-hari bagiku.
Selama ada gadis yang ku sukai tidak takut padaku, tidak masalah jika semua orang lain takut kepada ku.
Ada beberapa hal yang tidak bisa ku nalar dengan baik, tapi jika ini nyaman untuk Yuzuki, aku tidak punya masalah... tidak, kan?
"Hey, hey, Yuzu?"
"yeah? Ada apa, Taka?"
Yuzuki menjawab gadis yang mendekat sambil melihat layar smartphone-nya.
Tentu saja aku mengenal gadis itu. Karena dia adalah teman sekelasku.
Riina Takaya──Nomor 2 dari Korps Yuzuki.
Menempatkan pita merah di rambut hitam pendek, blus seragamnya yang berwarna merah muda bukan putih, dan roknya pendek secara alami.
Meskipun rambut dan pakaiannya mencolok, wajahnya juga terawat, dan meskipun dadanya tepos, dia tinggi dan ramping, dan gayanya sangat luar biasa.
"Apakah kamu sedekat itu dengan Maki-kun? Maksudku, kalian terlalu dekat?"
"Kami telah menjadi teman baik baru-baru ini. Tidak apa-apa, Maki bukanlah makhluk yang menakutkan jika kamu tidak salah menanganinya"
"Tidak, tidak, aku tidak akan memperlakukannya sebagai binatang buas!?"
Sayangnya, aku setuju dengan Rinna Takaya.
Aku sudah takut padamu, jadi aku ingin kau menahan diri untuk tidak bertingkah seperti orang yang bodoh.
"Maksudku, apakah kamu kebetulan berkencan dengannya……?"
"Hmm... fufufu"
"Kau benar-benar curang, wanita ini!"
Aku merasa wajar jika Takaya berteriak.
Kau mengatakan kepadaku untuk menyembunyikan fakta kita yang sedang berkencan sebagai teman, tetapi kau mengatakan hal-hal yang menyesatkan - atau mungkin tidak.
"Oh, jangan khawatir. Taka dan yang lainnya harus rukun dengan Maki. Ah, tapi jika kalian rukun, kamu pasti akan berpikir untuk berkencan dengannya, benar bukan?"
"Kamu bahkan mengancamku! Tidak, tidak, Yuzu, apa yang sedang terjadi?!?"
"……Aku juga ingin bergaul dengan teman-teman Yuzuki jika memungkinkan. Tidak, aku tidak akan mengatakannya sekarang, tapi... aku mohon padamu."
Aku berdiri dan menundukkan kepalaku pada Takaya dan gadis-gadis yang memperhatikan situasi di belakangnya.
"Itu benar... Eh, ya. Senang bertemu denganmu?"
Takaya jelas ketakutan, tapi aku sudah terbiasa, karena orang-orang lain yang memandangku juga begitu.
Jangan lupa bahwa Yuzuki dan Fuuka, yang sama sekali tidak takut padaku, adalah orang spesial.
Namun, pada tingkat ini, aku khawatir tentang kehidupan sekolahku di masa depan.
Yah, kecuali mereka tahu aku berkencan dengan saudara kembar, mungkin tidak ada yang peduli.
- Scene Change -
"Terima kasih telah menunggu, Maki-san"
"…………"
Istirahat makan siang──
Ku pikir aku telah dihubungi melalui sebuah pesan.
Di tempat aku dipanggil, seorang gadis cantik berambut hitam panjang dengan seragam pelaut putih sedang menunggu.
"Sebaliknya, ku pikir aku telah membuatmu menunggu terlalu lama ... Fuuka, apa yang kamu lakukan di sini??"
"Apakah kamu menyelinap ke sekolah Maki?"
Fuuka memiringkan kepalanya.
Ini adalah tempat parkir di belakang gedung.
Kecuali di pagi hari dan sepulang sekolah, hampir tidak ada orang di sekitar—tampaknya.
Sebagian besar itu karena jauh dari gedung sekolah, tidak ada siswa yang menggunakan tempat ini sebagai tempat nongkrong—ya, benar seperti itu.
Aku baru saja mendengar dua informasi ini tidak lain dari Fuuka dalam sebuah pesan.
Mengapa murid sekolah lain, Fuuka, mengetahui hal-hal yang bahkan aku, seorang siswa di sekolah ini, tidak tahu...?
"Sebelumnya, aku biasa menyelinap masuk selama kelas. Sebaliknya, itu kurang mencolok"
"Aku mengerti, siswa dan guru berada di kelas selama kelas."
"Itu sebabnya, aku memiliki kehadiran yang lemah, jadi sulit bagi orang untuk memperhatikan ku."
"……Yah, bukan itu masalahnya! Sebelumnya—Bukankah hari ini pelanggaran pertamamu?!?"
"Ini seperti aku sedang melakukan kejahatan"
"Itu pelanggaran!"
"Tidak apa-apa, aku tidak pernah tertangkap"
"bukan itu masalahnya……"
Meskipun Fuka adalah seorang gadis cantik yang terlihat sangat anggun, akal sehat sepertinya tidak bekerja.
"Kau tahu, jika murid dari sekolah lain menyelinap sendiri, orang-orang di sekolah akan mengetahuinya suatu hari nanti! Setidaknya menyamarlah sebagai Yuzuki! Ini adalah cara orang kembar yang ortodoks!"
"Eh, itu sangat merepotkan"
"Bukankah lebih merepotkan untuk menyelinap ke sekolahmu...? ……"
Akan jauh lebih mudah bagiku untuk masuk sekolah jika aku menyamar.
"Ngomong-ngomong, kenapa kamu menyelinap masuk ke sekolah kami??"
"Aku biasa menonton pelajaran pendidikan jasmani Maki"
"……Aku ingin memeriksa galeri di smartphone mu."
Karena aku hanya melihat sekilas foto-foto tersembunyiku...
Aku tidak tahu bahwa aku akan mengambil risiko dan membukanya tanpa izin untuk hal yang tidak berguna seperti itu.
"Aku dapat menunjukkan kepadamu beberapa foto kapan saja. Aku, seorang murid dari sekolah lain, hampir tidak bisa melihat Maki-san yang sedang berolahraga. Itu sangat langka"
"Tidak ada yang namanya kelangkaan yang tidak berarti"
Mengesampingkan fakta bahwa dia adalah seorang gadis cantik, aku tidak terlalu peduli dengan penampilan seorang anak laki-laki SMA cemberut yang sedang berolahraga.
"Yah, sekolah memiliki keamanan yang ketat. Kadang-kadang, aku bertemu dengan seorang guru yang sedang berpatroli."
"Bukankah kamu sudah ketahuan!"
"Aku tidak punya pilihan selain menipu dengan berpura-pura menjadi Yuzu-nee. Orang-orang bertanya-tanya mengapa aku memakai baju pelaut Sekolah Shuka, tapi aku menipunya dengan mengatakan itu cosplay dan langsung lari. Jadi tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa itu belum terungkap."
"Tidak bisakah kau biarkan saja itu……?"
Terlebih lagi, Fuuka telah berubah menjadi wanita menyakitkan yang bercosplay dengan seragam sekolah lain tanpa alasan.
"Ini juga membantu karena wajah kita yang terlalu mirip. Aku telah melalui kekacauan seperti itu, jadi aku sudah memastikan bahwa tempat ini di Blue Zone."
"Blue Zone?"
"Singkat nya saja itu zona aman. Itu istilah permainan. Dalam artian adalah posisi dimana serangan musuh tidak kena. Jadi jangan khawatir"
"Jangan khawatir……"
Di pojok tempat parkir sepeda, di bawah naungan pohon besar.
Tentu saja, meskipun seseorang muncul di tempat parkir sepeda, kita tidak akan langsung ditemukan di sini.
"Maki-san, kamu sudah tahu kan? Kami adalah saudara kembar yang ditakdirkan menjadi kembar ganda - kami tidak dapat mengendalikan emosi kami……"
Fuuka menghadap di depanku dan meringkuk ke arahku dari depan.
Perasaan dua tonjolan montok dan lembut...!
Kembar ganda.
Rahasia Anak Kembar keluarga Tsubasa yang baru ku ketahui tadi malam.
Si kembar berbagi perasaan mereka, dan cinta mereka juga terbagi di antara mereka──
Yang suka Yuzuki juga harus wajib menyukai Fuuka juga, dan yang suka Fuuka juga wajib harus suka dengan Yuzuki.
Yuzuki dan Fuuka masing-masing memiliki cinta mereka pada waktu yang sama.
Sederhananya, cinta antara Yuzuki dan Fuuka berlipat ganda──
Dengan kata lain, cinta mereka sangat berat.
Mungkin terlalu berat untuk diterima oleh orang normal.
"Tidak seperti Yuzu-nee, aku tidak bisa menjauh dari Maki-san di siang hari. Aku tidak tahan lagi sekarang setelah mengungkapkan perasaanku pada Maki-san."
"Aku tidak tahan... bagaimana kau bisa puas?"
"Aku tahu... kau tahu itu kan?"
Dia menatapku dengan tatapan memohon seperti anak anjing.
Itu benar - aku seharusnya sudah tahu apa yang diinginkan Fuuka.
Aku sudah meminta sebanyak itu kemarin.
Aku memberi mereka apa yang mereka inginkan, dan itulah yang ingin ku berikan kepada mereka.
Tidak perlu menahannya sekarang.
Aku sangat senang dengan gadis kembar yang cantik ini.
"Fuuka……"
"Ha-ha, eh……!"
Aku memeluk Fuuka dan menyatukan bibirku dengan bibirnya.
Dengan deru, aku mengisap bibirnya yang manis dan lembut dan membuat mulutnya dengan bibir kecilnya penuh dengan bibirku.
Chu-fuah-chuu dan suara yang lebih cabul, dan Fuuka juga menekan bibirnya sebagai jawabannya.
"Mmmmm…Maki-san, apakah kamu ingin ciuman yang lebih nakal? Aku bahkan belum pernah bersama Yuzu-nee seperti ini, ini rasanya seperti bagian belakang tubuhku diremas... dengan sebuah ciuman"
"oh aku akan melakukannya"
Aku mengangguk dan mencium Fuuka lagi—aku menjulurkan lidahku dan menjalinnya dengan lidahnya yang panas.
Aku menjilat mulutnya seperti Fuuka yang menjilati bibirku, aku menjerat lidahnya dan menghisap bibirnya.
Sambil menciumnya terlalu dalam, aku memeluk tubuh halus Fuuka dengan erat.
Dua tonjolan besar didorong ke arahku, dan aku bisa merasakan perasaan hancur di depan dadaku.
"Hmm, hmm... Hamm, hmm, chu, churu... Ha, ha... Maki-san, lidahmu panas... Hmm, mmm……"
Fuuka menekanku dengan keras, melingkarkan lengannya di leherku dan memintaku untuk menciumnya lebih lagi.
Rambut hitam panjangnya mengeluarkan aroma yang agak manis, dan itu saja sudah membuat kepalaku menjadi pusing.
Aku mengatupkan bibirnya, lidah terjalin dengan kuat, dan kita saling berpelukan erat.
"Ha, ah... Yuzu-nee belum pernah melakukan hal seperti ini, kan?"
"Aku akan memperlakukan kalian berdua dengan adil..."
"Ya, tolong lebih manis lagi...…?"
Fuuka dan aku terserap di bibir satu sama lain untuk sementara──
"Haa... Kupikir aku akan kehilangan kekuatan pinggangku..."
"Apakah kamu baik-baik saja? Jika kamu tidak segera kembali, kamu akan terlambat ke kelas pada sore hari.?"
"Ini sudah keluar pelajaran sore nya. Lebih dari itu, sedikit lagi...!"
Fwosh, angin tiba-tiba bertiup, dan rok selutut Fuuka terangkat.
Aku merasa seperti bisa melihat paha putih ramping dan sekilas sepotong kain putih.
"Kyu, anginnya datang begitu tiba-tiba. Ha... itu berbahaya. Aku hendak bisa melihat celana dalammu"
"Jika kamu melihatnya ... tidak apa-apa??"
Ini sangat mengejutkan bahwa aku sudah tidak baik meskipun aku sudah menciumnya dengan sangat keras.
"Oh, itu tidak sepenuhnya benar..."
Fuuka meraih ujung roknya dan mengangkatnya sedikit.
"Sebenarnya, aku tidak suka Orang Cabul yang Beruntung. Aku paling membencinya di dunia ini"
"Orang? Beruntung... Cabul?"
Tentu saja, bahkan aku juga tahu bahasa gaul internet sebanyak itu.
Kejadian erotis terjadi di manga dan anime komedi romantis.
Menggosok payudara seorang gadis dalam suatu kecelakaan, menyaksikan memknya, dan menabraknya di kamar mandi.
Mengesampingkan memeknya, di dunia nyata, kejadian seperti itu tidak mungkin terjadi.
"Kita sudah mulai tinggal di rumah yang sama. Lagipula, baik aku maupun Yuzu-nee sama sekali tidak mewaspadai Maki-san. Melainkan kami membiarkan penuh celah sehingga Maki-san yang sedang horny bisa menyerang kami kapan saja."
"Atau lebih tepatnya, bukankah kalian yang terangsang?"
"Yuzu-nee memakai cami atau tank top tipis, dan sebenarnya tidak memakai bra di dalamnya. Jika kamu melihatnya lebih dekat lagi, kamu bisa melihat bentuk putingnya. Oh, kami memiliki ukuran dan warna puting yang sama. Areolanya kecil dan warnanya merah muda muda yang ideal ───"
"Tidak perlu penjelasan detail seperti itu! Aku ingin mengkonfirmasikannya ketika aku sudah melihatnya sendiri!"
"Aku mengerti ... ini tidak sopan bagiku"
Oops, Aku terjebak dalam momentum Fuuka, dan dia juga mengatakan spoiler detail payudaranya.
"Tapi Orang Cabul yang Beruntung seperti kecelakaan, bukan? Bahkan jika kamu menunjukkan celanamu bermasalah, itu hanya di tempat. hubungan tidak akan berhasil"
"oh yah"
Tidak ada wanita yang akan jatuh cinta pada seseorang hanya karena mereka bisa melihat celana dalamnya.
Seorang pria mungkin jatuh cinta dengan seorang wanita hanya dengan melihat celana dalamnya—tapi itu jarang terjadi.
"Jadi jika kamu ingin melihatnya, lihatlah sesukamu. Atau kamu tidak ingin melihat celana dalam ku?"
"Selama aku hidup sampai saat ini, aku tidak pernah bermimpi bahwa seorang gadis akan menanyakan pertanyaan itu kepadaku……"
"Apakah kamu malu padaku?"
Menggembungkan pipiku dan memiringkan kepalaku, Fuuka memelototiku ke samping.
"Alasanku memakai rok panjang adalah karena aku tidak ingin orang-orang lain melihat celana dalamku."
"……Maka kamu harus memakai spat atau celana pendek?"
"Itu tidak lucu. Tidak lucu adalah yang terburuk bagi ku. Itu sebabnya aku memakai rok panjang untuk melindungi diriku. Tapi untuk Maki-san……"
Dia menciumku lagi.
"Lihatlah aku... apa yang aku tidak ingin kau lihat♡"
"Oh, lihat, apa yang ingin ku lihat! Nah, aku pasti ingin melihat celana dalam cewek imut seperti Fuuka.!"
Aku merasa ini berbeda dengan maskulinitas, tetapi aku menyatakannya secara terbuka.
Setelah mengatakannya, aku meraih rok panjang Fuuka dan mengangkatnya.
Putih, paha ramping dan celana dalam putihnya muncul, ini sudah seperti last boss dalam game RPG.
Celana putih bersih dipangkas dengan renda.
Ini adalah panci tali dengan tali di sisinya, dan kainnya terlalu kecil dan terlalu erotis...!
"Lakukan yang terbaik... Lucu dan cabul, aku akan mencobanya. Jika orang lain selain Maki-san melihatnya, dia kupastikan akan malu dan mati...…"
"Aku tidak ingin menunjukkan ini kepada orang lain selain aku sendiri..."
Aku menatap celana dalam Fuka.
Bagian celana itu sedikit terangkat.
Apakah itu ilusi, atau semacamnya, dan aku bahkan merasa itu seperti sedang bergerak.
"Kyahhh... kamu tidak bisa melihatnya sebanyak itu... Hmm, aku agak gugup……"
"Tunjukkan aku lebih baik di belakang……"
"Ya... tapi sebelum itu, Chu..."
Aku mengangguk dan meletakkan bibirku di bibir Fuuka.
Setelah menjalin lidahnya dengan ringan, aku menciumnya lagi dan kemudian melepaskan bibirnya.
"Silakan lihat celana dalam nakal Fuuka……"
"Ini seperti aku sedang bmemberitahumu……"
Terkejut dengan garis erotis tiba-tiba datang dari Fuuka, aku mengangkat roknya lagi.
Aku bisa melihat pantatnya yang kecil dan tampak lembut terbungkus celana renda warna putih yang bersih.
Pantatnya montok dan mulus.
Bagaimana bisa aku menunjukkan bokong dan celana dalam yang sangat erotis ini kepada orang lain...!?
"Fuuka……"
"Kyahhh……"
Sambil mengangkat rok Fuuka, aku membuatnya mendekat ke arahku dan langsung menciumnya dengan penuh gairah.
Saat kami menjulurkan lidah dan saling jilat satu sama lain, aku menghisap lidahnya.
"Hmm, chuh, chururu... hmmmm... hmm... tidak... aku berciuman dan berbicara dengan Maki-san sambil rokku dibuka... hmm……"
"Tapi aku tidak bisa melihat celana dalam Fuuka saat aku menciummu……"
"Ya ... apakah kamu ingin melihat lebih jelas lagi celana dalam ku?……?"
"Aku ingin melihatnya sepanjang waktu"
Jika aku tidak mempercayai kata-kata Yuzuki, “Aku ingin kamu berpacaran juga dengan saudara kembarku,” sebagai lelucon, aku pasti tidak akan bisa mendapatkan pengalaman seperti ini.
Aku tidak akan tahu kelembutan dan manisnya bibir Fuuka, celana dalamnya yang sangat erotis dan transparan, sekaligus bokongnya yang montok.
"Kalau begitu, aku akan memperlihatkan mu lagi...lalu silahkan lihatlah sesukamu..."
Aku mengangguk dan melahap bibir Fuuka――
Saat aku melepaskan bibirku, aku mengangkat roknya lagi.
Sambil memegang roknya agar mudah dilihat dari belakang ke samping dan ke depan, aku mengapresiasi celana dalamnya yang berwarna putih bersih.
"Tidak... Hmm... Aku senang kamu melihat celana dalamku... Aku bukanlah seorang gadis nakal... Maki-san……"
Buk, kekuatan tiba-tiba keluar dari tubuh Fuuka dan dia duduk di tempat.
"Ha, haa... jika aku melihatmu lagi, aku akan terlalu bersemangat dan tidak akan bisa bergerak... aku tidak akan bisa pergi dari sekolah ini.……"
"Itu buruk"
Aku meraih tangan Fuuka dan membuatnya berdiri.
"Ayo kita lanjutkan lagi. Aku juga tidak keberatan untuk terlambat, atau apakah kamu tidak mau?"
"Tidak apa-apa...... Aku harus kembali ke sekolah ku sambil mendinginkan kepalaku. Jika Maki-san ada disini, tubuhku akan selalu panas..."
Fuuka memelukku seolah-olah sedang bersandar padaku dan menciumku.
Lalu dia menjaga jarak dariku—
"Aku sudah terlalu bersemangat...Aku juga ingin menunjukkannya padamu...S-seperti ini..."
"…………Ehhh!"
Fuuka mengangkat ujung roknya dengan satu tangan dan menunjukkannya padaku celana dalam berwarna putih bersihnya.
Dia lebih jauh menurunkan celana dalamnya dengan satu tangan.
Aku tidak bisa melihat bagian yang sangat vulgar, tetapi bagian yang tidak pernah bisa ku lihat dengan panchira yang terlihat di Orang Cabul yang Beruntung terungkap.
"Aku ingin menunjukkan lebih banyak sisi nakalku, tapi... Hehe, aku takut konsekuensinya jika aku terlalu banyak mengakali Yuzu-nee."
"……Itu pasti akan menakutkan"
"jadi, sudah cukup itu saja untuk hari ini"
Fuuka mengeluarkan smartphone dari saku roknya dengan tangan di celananya dan memotret bagian tubuhnya yang terbuka.
"Celana dalamku yang mewah hari ini. Aku akan mengirimkannya kepadamu. Dan juga──"
"Oh……"
Fuuka menciumku dengan ringan dan mengambil foto selfie.
Pada hasil jepretan selfie di ponselnya, aku bisa melihat Fuuka dan aku dengan bibirnya hampir menyatu.
Selfie dengan ciuman dan pap celana dalamnya—ini terlalu menarik bagi anak laki-laki SMA untuk dikirim ke smartphone setelah ini.
- Scene Change -
Kelas terakhir hari ini adalah pendidikan jasmani.
Anak laki-laki tampaknya bermain sepak bola di lapangan.
Baru-baru ini, suhu meningkat dan menjadi seperti awal musim panas, jadi berolahraga di luar itu sangat merepotkan.
Tubuhku ini, yang telah ku latih di klub bola basket, sudah tidak banyak berolahraga selama lebih dari setahun sejak masuk sekolah menengah, jadi tubuhku sudah sangat melemah.
Kalau dipikir-pikir, Fuuka memberitahuku bahwa barang bawaanku sudah tiba...
Aku tidak sedang bercanda, aku harus membongkar dan memilahnya karena itu benar-benar akan datang.
Bukankah itu membutuhkan banyak kerja keras? Akankah aku dapat mengatasinya dengan tubuhku yang sudah lemah ini?
Tapi aku tidak bisa membiarkan si kembar yang lembut membantuku.
Secara khusus, Fuuka tampaknya bersedia membantu, tapi...
Kalau dipikir-pikir, Fuuka kembali ke sekolahnya sendiri.
《Tsubasa Fuuka telah kembali dengan selamat.》
Aku lega karena pesannya sudah sampai.
Gambar yang kita potret tadi di dalam kelas masih kulihat dengan mata yang terlihat sedikit cabul.
Hanya melihat pap ciuman dan celana dalammu, kamu benar-benar sudah terlihat sangat cabul──
Bukankah saudara perempuan Tsubasa tidak hanya memiliki cinta yang berat, tetapi juga memiliki keinginan yang berlebihan?
Dua kali lebih banyak cinta, dan dua kali lebih banyak nafsu seiring dengan waktu... apakah ada peluang bagus untuk itu bisa terjadi.
Bahkan aku sendiri juga tidak bisa mengatakan bahwa satu-satunya perasaan yang ku miliki untuk Yuzuki adalah perasaan cinta romantis yang murni.
Aku sudah memiliki banyak sekali fantasi buruk.
Namun, jika aku mempraktikkan khayalan yang dimiliki si kembar juga──
Aku senang ditanya oleh Fuuka, tetapi jika ini menjadi lebih radikal, apa yang akan terjadi nanti padaku?
Meskipun aku sudah kehilangan alasanku...
"Hey Maki"
"Ehh?"
Ketika aku meninggalkan ruang ganti dan akan menuju ke lapangan, aku dipanggil.
Aku tahu siapa yang memanggilku bahkan tanpa berbalik kebelakang.
Hanya ada satu orang di sekolah ini yang berbicara padaku dengan ramah.
"Tunggu Dulu,"
Dia sedang bersandar di jendela koridor, tentu saja, dua adalah Yuzuki.
"Kamu bilang kita sedang berkencan... kamu akan melakukan pendidikan jasmani sekarang, kan?"
Tentu saja, Yuzuki yang berada di kelas yang sama seperti ku juga memiliki kelas pendidikan jasmani yang menunggunya.
Dia berganti pakaian olahraga, atasan jersey dengan lengan digulung dan celana pendek di bawahnya.
Payudaranya yang besar terlihat transparan melalui kain jersey dan dia terlihat sangat garang, dia sangat eye catching.
"Yuzuki, bukankah kamu sangat seksi ketika sedang memakai jersey??"
"Ini terasa sangat panas ketika aku mengenakannya, tapi jersey apakah terlihat seksi?"
Pastinya, jersey yang ditunjuk oleh sekolah tersebut memiliki skema warna hitam putih yang sederhana, namun populer dengan desainnya yang stylish.
Apalagi kalau dipakai oleh gadis cantik seperti Yuzuki, yang tubuhnya terlihat ramping.
Jika dia menjadi ratu kasta, dia tampaknya lebih menekankan pada model daripada kenyamanan.
"Aku punya sedikit cerita. Bisakah kita sedikit terlambat? eh... ah, ya"
"Apa itu?"
"Ini masalah besar, tapi aku akan memandu Maki ke tempat rahasia yang tidak boleh dimasuki anak laki-laki.♡"
"Tempat rahasia?"
Yuzuki meraih tanganku dan menyeretku pergi ──
"Tunggu sebentar! Seperti yang kukatakan, kenapa kita pergi ke sini!"
"Tidak apa-apa karena tidak ada orang disini"
Dan seterusnya, Yuzuki menyeringai.
Yuzuki dan aku ada di depan ruang ganti wanita.
Yuzuki membuka pintu ruang ganti perempuan, dan sambil memegang tanganku, dia masuk dengan paksa.
"Locker? Bukankah itu berbeda dengan ruang ganti pria?"
"Uh... Tidak, itu benar-benar berbeda……"
Struktur ruangannya sendiri hampir sama untuk ruang ganti pria dan wanita.
Areanya hampir sama dengan ruang kelas, dan loker berjejer di seluruh dinding.
Ada juga cermin ukuran penuh di ruang ganti pria, tetapi hanya ada satu, dan ruang ganti wanita memiliki tiga.
Selain itu, perbedaan besar lainnya adalah baunya.
Ruangan ini memiliki aroma manis dan asam.
Ini benar-benar berbeda dengan bau keringat di ruang ganti pria.
"Tidak hanya ada pakaian dalam, semua seragam ada di dalam loker, jadi itu tidak begitu menarik untuk dilihat.?"
"Tidak……"
"Ah, kamu bisa mencium bau disini sebanyak yang kau suka. Itu tidak akan menghilang"
"Kenapa aku harus mencium tentang baunya, eh, kenapa tahu !?"
"Yah, kamu menghirup udara disini sambil mendengkur!"
"Oh tidak……"
Aku berperilaku buruk, tetapi aku ingin kamu mengabaikanku karena belas kasihan sebagai jiwa samurai.
Aku benar-benar mesum, sambil menghirup bau cewek.
"Aku tidak peduli, jadi tidak apa-apa tentang itu, bagaimana?"
"Ap-apa yang sedang kau pikirkan...itu buruk. Tidak peduli berapa banyak, itu tidak……"
"Jangan khawatir, aku tidak akan melihatmu berganti pakaian, Kamu juga tidak melihat pakaian yang ku lepas. Aku juga pergi ke ruang ganti pria dengan beberapa gadis untuk melakukan sesuatu."
"Untuk mencium baju...?"
"Aku tidak tertarik dengan bau keringat pria! Aku tidak memiliki fetish maniak seperti itu!"
"oh yeah"
Ada orang di dunia ini dengan berbagai hobi, jadi pasti ada beberapa gadis yang menyukai bau keringat pria.
Paling tidak, Yuzuki tampaknya memiliki kepentingan lain.
"Itulah mengapa……?"
"Hm... kau penasaran? Seorang anak laki-laki di kelasku sangat geli sehingga dia membiarkanku masuk."
"Itu benar"
Baik Yuzuki maupun gadis-gadis lain tidak akan tertarik pada hal-hal seperti pergantian pakaian jelek para bajingan.
"Yah, itu lucu karena hanya tidak mempunyai aroma serius dan maskulin... tapi tidak seperti seragam yang dilepas Maki."
"Ehh?"
Apakah Yuzuki baru saja mengatakan sesuatu yang keterlaluan?
"Hei, Yuzuki... apakah kamu menciumi seragamku...?"
"Oh! Tapi, tidak menyenangkan bagi anak laki-laki untuk melihat ruang ganti anak perempuan?"
"ini tidak menyenangkan……"
Kau benar-benar sedang mencoba untuk menipuku.
Dia sama seperti Fuuka, saudara kembar ini mungkin lebih tertarik padaku daripada yang kukira.
"……ya? kenapa?"
Tiba-tiba, aku menemukan perbedaan besar lainnya dari ruang ganti pria.
Di sudut ruangan, ada sesuatu seperti kotak yang dipisahkan oleh tirai.
"Sepertinya ada kamar pas disana"
"Oh itu? “Ruang pengakuan dosa" "
"Ruang pengakuan dosa!?"
Seperti kotak di gereja tempatmu diam-diam mengakui dosamu kepada pendeta?
"Kami hanya menempatkan nama itu karena tampilannya. Ini seperti ruang ganti untuk satu orang. Ku pikir tidak ada yang perlu dipermalukan karena kami semua adalah perempuan."
"Yah, pasti ada beberapa orang sensitif tentang itu"
"Itu buruk. Hmm"
Yuzuki menciumku sebentar.
Kemarin dan hari ini, Mereka berdua mulai menciumiku tanpa ragu.
Sebaliknya, mereka bahkan tampaknya ingin proaktif.
Aku juga senang dengan ini, jadi aku tidak punya niat untuk menolak.
"Tapi tidak ada yang menggunakannya sekarang. Jika kamu berganti pakaian di tempat seperti itu, orang-orang pasti akan berpikir bahwa kamu memiliki tato di tubuhmu"
"Aku sering diberitahu bahwa aku harus membuat tato juga"
"Ada gambar naga dibuat di bagian belakang.?"
"Aku sudah mengenalmu dengan baik. Nah, hal semacam itu tidak boleh disebut tato, lebih baik menyebutnya corakan atau monster... Aku tidak peduli dengan hal seperti itu. Ngomong-ngomong, kamu tidak membuatnya, kan?"
"Jika itu namaku dan nama Fuuka, bisakah kamu membuatnya?"
"Pria seperti itu jika dilihat oleh orang-orang pasti akan terlalu menakutkan……"
Aku pernah mendengar bahwa dulu ada orang yang men-tatto nama kekasih mereka di lengan mereka, tetapi sekarang sudah tidak ada ... bukan?
"Yah, sepertinya tidak ada gunanya menggunakan ruangan itu."
Tampaknya, masih ada orang yang akan menggunakannya jika itu benar-benar ruang pengakuan dosa.
"Oh yeah. Jadi... bagaimana dengan cerita yang mau kau ceritakan?"
"Oh ya. Mmmm, Maki benar-benar..."
Tiba-tiba, Yuzuki memelukku.
Ia yang sedang mengenakan jersey berbahan lembut, sehingga kelembutan di payudaranya terlihat jelas.
"Apa yang telah terjadi?"
"Hei... Kamu bertemu Fuuka saat istirahat makan siang hari ini, kan?"
"Siapa yang memberitahu mu"
Fuuka juga mengirimiku pesan, jadi tidak aneh jika dia menghubungi kakaknya.
"Tidak, dia tidak datang. Kami jarang menelepon atau mengirim pesan"
"Eee? Ah, benarkah. Itu sedikit mengejutkan"
"Kamu tidak perlu membohongi ku. Apa yang sedang kalian berdua lakukan dan apa yang sedang kamu pikirkan?"
"…………"
Aku ingin berpikir bahwa okultisme seperti itu tidak mungkin.
Namun, mengingat keadaan yang tidak biasa dari kemarin, apa pun bisa terjadi di antara si kembar ini.
"Lebih dari itu...kalian berdua saling bercumbu, kan? Sudah, ini sekolahku. Tidak buruk bercumbu dengan Fuuka saat aku di sini?"
Yuzuki memelukku dengan erat.
"Entah bagaimana Yuzuki... bukankah karaktermu yang sekarang itu sangat berbeda dari biasanya?"
Anehnya Yuzuki terlihat seperti kekanak-kanakan, atau lebih tepatnya manja.
"Secara sosial, aku kakak perempuannya. Aku tidak bisa menunjukkan sisi kekanak-kanakan ku di depan gadis itu"
"Bukankah kamu normal bersama ku kemarin?"
"Aku gugup. Karena aku sendirian dengan laki-laki yang kucintai"
"…………"
Sungguh makhluk yang lucu untuk dikatakan.
"Tapi tidak apa-apa sekarang. Aku boleh berbagi cinta dengan Fuuka, jadi yang tersisa sekarang hanyalah menyerang."
"Membawanya ke ruang ganti perempuan bukankah itu terlalu agresif?"
"Fuuka menunjukkan celana dalamnya kepadamu, bukan???"
"Ehh ahh!?"
Kau memotong alur cerita dan langsung secara blak-blakan!
"Kau... kau pasti sudah kasih tahu oleh Fuuka!"
"Oh, terkadang aku takut pada diriku sendiri karena biasanya tebakan ku yang benar. Aku baru saja melemparkan sabit karena aku merasa itu terjadi, tetapi aku tidak menyangka bahwa itu akan mengenai tepat sasaran."
Mata Yuzuki melebar dan dia menatap wajahku?
Huh, apakah kamu benar-benar baru saja melemparkan sabit?
Apakah itu sebabnya kata “celana dalam” muncul?
"Aku agak skeptis tentang takdir kembar, tetapi aku tidak punya pilihan selain percaya pada hal-hal seperti ini."
"Aku juga merasa seperti itu……"
"Saat istirahat makan siang, untuk beberapa alasan, bagian dalam rokku bertuliskan ‘Kyun♡’. Aku tidak boleh terlalu bersemangat sehingga aku mengalami estrus tanpa alasan saat aku sedang mengobrol dengan teman-temanku"
"Kegembiraan Fuuka... juga ditransmisikan ke Yuzuki.?"
"Kami juga berbagi emosi... ciri khas dari kembar ganda. Ketika kami sudah sampai sejauh ini, kami tampaknya memiliki semacam kekuatan supernatural"
"Bukankah itu paranormal, bukan?"
Mungkin aku belum sepenuhnya memahaminya.
Aku sudah meminta seorang gadis cantik seperti Yuzuki untuk menyetujui pengakuan ku, dan bahkan seorang adik perempuannya yang imut dengan wajah yang sama dengan nya, Fuuka datang sebagai “bonus” menurut dirinya sendiri.
Aku masih ragu apakah cerita yang begitu enak seperti hidupku inj benar-benar ada.
Namun, itu mungkin bukan hanya “cerita yang enak”.
Si kembar ini mencari seseorang yang benar-benar menerima mereka...
Aku berharap jika itu aku yang mereka cari.
"Lagi pula, kami berdua kembar okultisme... tidak peduli betapa imutnya kami berdua, kami terlihat sangat menakutkan, bukan?"
"Rasa percaya diri yang mengatakan kalian imut, itu mungkin sedikit menakutkan"
Aku tersenyum dan memeluk pinggang kurus Yuzuki.
"Jika orang lain takut, itu agak biasa saja. Yakinlah, aku bisa menjadikan Yuzuki dan Fuuka menjadi milikku sendiri."
"wow, betapa hebatnya Maki. hmmm, Chuchchu"
Sambil dipeluk olehku, Yuzuki dengan ringan mencium bibirku lagi dan lagi.
"Kalau begitu, aku harus membuatnya lebih untuk Maki. Fuuka dan... Aku akan melakukan yang terbaik untuk menunjukkanmu hal-hal yang sebenarnya tidak ingin kau lihat, dan juga, aku... harus melakukannya juga.?"
"melakukan apa?……"
"Maki, di mana kamu ingin melihat tubuhku?"
Yuzuki menekan kedua tonjolannya ke arahku.
Volume, kelembutan, dan elastisitas yang luar biasa menyerangku──
"……Aku ingin melihat payudara Tsubasa Yuzuki"
"…………Ugh"
Boo, wajah Yuzuki memerah.
"……Hei, hei, kamu mengatakannya lebih jujur dari yang aku harapkan... Kamu sudah terbiasa melakukan hal-hal yang caboel dengan Fuuka, bukan?...?"
"Aku tidak berpikir itu cabul ... tapi..."
Menurutku tidak mungkin bagi seseorang yang biasa sedang ku kencani untuk terus menatap celana dalam seorang gadis dengan saksama.
"Aku adalah kakak perempuannya, jadi aku harus melakukan hal-hal yang lebih cabul daripada adik perempuanku. Jika kamu ingin melihatnya ... Kamu harus melihatnya sendiri, bukan?"
"Bahkan di tempat seperti ini, kamu mengatakan hal yang sama dengan Fuuka……"
Ini sudah kedua kalinya, jadi aku tidak bisa ragu.
Aku meletakkan tanganku di ujung baju olahraga Yuzuki dan mengangkatnya.
Terlihat perut putihnya yang bersih, pusar, dan—
Dua tonjolan montok terbungkus bra hitam muncul saat mereka bergoyang dengan momentum saat aku sedang mengangkat pakaian olahraganya ke atas.
"Ya...itu cukup kasar"
"Oh, maaf karena sudah terlalu kasar, ini salahku. Tapi ini... sangat menggoda……"
"Sedikit terlalu banyak melihat nya... Apa, hanya itu saja membuatku merasa aneh...…"
Wajah Yuzuki menjadi merah padam dan dia mengalihkan pandangannya.
Meskipun dia mengenakan bra, sangat memalukan jika payudaranya ditatap.
Itu adalah ekspresi yang persis sama dengan Fuuka, yang malu saat aku melihat celana dalamnya.
"Ini terlihat luar biasa ... apa-apaan ukurannya yang terlihat besar ini?"
"Gu, kalau ngomongin ukuran payudara ku... 90 cm... G cup……"
"G……!"
Tidak disangka pemilik ukuran seperti itu benar-benar ada...!
Tidak, aku yakin mereka pasti ada, tetapi aku tidak pernah bermimpi akan mendapat kesempatan untuk melihat payudara itu secara langsung!
Aku tidak percaya aku punya payudara besar dan erotis di depanku...!
"Kyaa……!?"
"Ah……! Aku minta maaf……"
Tanpa sadar, aku meremas payudara G-cup Yuzuki dengan erat.
Ini tidak terlalu besar, tetapi memiliki volume yang tidak pas di tanganku, dan saat ketika disentuh, itu terasa lembut, namun tetap elastis...!
"Tidak, tidak apa-apa. Nah, gosok saja sesukamu. Jika Adikku menunjukkan celana dalamnya... aku harus membiarkanmu melakukan lebih dari itu."
"…………!"
Seperti biasa, perkembangannya terlalu uenak bagiku, tetapi ada payudaranya yang besar terlihat dari dekatku, dan hanya dengan melihatnya saja, itu sudah terlalu mengancam jiwaku.
Agar tidak terlalu lengket, aku mengusap payudaranya dan mengecek kekenyalannya.
Itu melenting, seolah-olah seperti memantul dari tanganku.
Bra hitamnya juga erotis--jika ditarik sedikit, puting susunya akan terlihat.
Bangsat, bagaimana bisa payudara seorang gadis terasa enak saat disentuh?
Tidak peduli berapa banyak aku menggosoknya, itu tidak cukup untuk memuaskan ku.
"Hey, hey, hey, hey, hey, hey, yeah Hmm, ah, ah, aku hanya ingin menunjukkannya padamu... Hmm, apa yang sedang kaulakukan..."
"Haruskah aku berhenti……?"
"Ba, baka. Aku juga seorang wanita. Payudara ... selamat bersenang-senanglah dengan payudara ku."
"Kalau begitu, aku akan menuruti kata-katamu untuk itu……"
Aku sudah terserap di dalam godaan payudaranya, dan aku terus mengusap-usap payudara Yuzuki.
Aku menyentuhnya dengan kedua tanganku, kuremas dari bawah ke atas, atau tarik ke samping dan langsung meremas-remasnya seperti sedang menguleni adonan kue.
Payudaranya yang seukuran melon dapat digenggam, ditarik, dan diangkat untuk berubah menjadi bentuk yang luar biasa besarnya, emang sudah mirip seperti adonan kue.
Aku tidak tahu bahwa gadis yang ku cintai menyembunyikan hal erotis yang mengerikan di bawah seragamnya.
"Tunggu sebentar... bisakah aku melepaskan bra ini...?"
"Eh, eh...? Hmm, boleh kok?"
Aku diijinkan dengan mudah.
Aku mencoba untuk meletakkan tanganku di pengait belakang bra nya — dan meraih bagian bawah bra.
Ia bergeser sedikit demi sedikit.
Daripada melepas seluruh bra, sepertinya lebih erotis untuk melepaskan nya sedikit-demi sedikit.
Maksudku, ini akan terasa sedikit cabul.
"Ahhh... bra ku akan robek... Hmm, jika kamu menekannya sekuat itu... Ah, putingku akan tersangkut……"
"wow, ini buruk"
"ok ok aku akan melihatnya, jadi ini akan sama saja sekarang-"
" "…………!" "
Yuzuki dan aku bereaksi hampir bersamaan.
Aku mendengar ada suara langkah kaki yang sepertinya melompat-lompat dengan ringan.
Tanpa diragukan lagi, ada seseorang yang mendekati ruang ganti wanita ini—
Tanpa ragu, aku membuka tirai “ruang pengakuan dosa” dan melompat masuk kedalamnya.
Aku tidak pernah berpikir ruangan seperti ini akan berguna.
"Oh, itu sangat berbahaya……"
"Tunggu sebentar. Yuzuki, kenapa kamu malah masuk ikut bersamaku?"
Sayangnya, ruang pengakuan dosa ini tidak cukup besar untuk menampung seorang pendeta dan pendosa.
Tampaknya ruangan ini hanya muat untuk satu orang.
Itu benar, ruangan inj adalah tempat para cewek yang malu ketika dilihat orang lain ketika sedang ganti baju, jadi tidak perlu luas untuk menampung lebih dari dua orang.
"Entah bagaimana aku masuk secara refleks mengikuti mu, hehehe……?"
"…………"
Ku pikir adik perempuanku akan menyebut kakak perempuan iparnya omong kosong.
"……Apakah itu Takaya?"
"ya? Oh, itu benar Apakah itu Takaya?"
Bersamaan dengan Yuzuki, aku membuka tirai sedikit dan memeriksa siapa yang masuk ke ruang ganti.
Seorang gadis cantik dengan rambut hitam pendek dan ikat rambutnya yang berwarna merah ―― Itu adalah Riina Takaya, teman Yuzuki.
Takaya melempar tasnya ke dalam loker dan mulai melihat smartphone-nya.
"Apa yang sedang dia lakukan? Apakah dia tidak ikut kelas olahraga ?"
"Lagipula ini sudah malam, jadi ayo pelan-pelan... bukan? Taka, ini sudah cukup bagus"
Saat aku sedang mengendap-endap, Takaya tiba-tiba memasukkan smartphone-nya ke dalam loker dan segera melepas blus dan roknya.
"wow Bangsat……"
"Oh ayolah. Jangan lihat orang lain selain aku──Hmmmm?"
"Yeah, aku tidak akan melakukannya karena aku sudah punya kamu"
Aku panik dan berpaling dari Takaya.
Mengintip adalah tindakan pengecut yang jauh dari kejantanan.
"Tidak, Taka memakai tank top dan dia memakai spat"
"Itu seperti pakaian dalam, bukan?"
"Taka terkadang terlihat sangat keren ketika menari, bukan?"
"Menari?"
"Ah, kamu tidak tahu Maki? eh... lihatlah itu"
Bahkan jika aku disuruh melihatnya----Aku berpikir, dan mengintip melalui celah tirai lagi.
Takaya memegang smartphone di tangannya lagi dan melangkah mengikuti senandungnya.
"Dia tidak hanya menari di jalan, dia pergi ke sekolah tari. Dia seperti seorang penari aneh"
"Aku mengerti, kamu benar-benar paham dalam hal itu"
Aku tidak tahu banyak tentang tarian, tapi aku tahu bahwa langkah Takaya jauh dari penari amatir.
"……Maksudku, jika kau bicara keras seperti ini, kita akan ketahuan"
"Aku sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja? Taka, aku tahu dia sedang memakai earphone. Dia tidak bisa mendengarkan suara yang kita buat, mungkin"
"Ahhh……"
Pastinya, jika dilihat lebih dekat, earphone wireless sudah membuat suara kita kena silence di telinga Takaya.
Apakah dia memeriksa sampel tarian di smartphone-nya? Dia tidak memperhatikan kita sama sekali.
"Sekarang sepertinya aku bisa menyelinap keluar……"
"Itu terlalu gegabah, bukan? Tapi aku harus memeriksa situasinya untuk berjaga-jaga... Maki, akan berbahaya jika dia mengetahuinya.……"
"…………"
Yuzuki sepertinya merasa bertanggung jawab karena menarikku ke ruang ganti perempuan.
Jika aku menyukainya, aku bisa menolaknya, jadi dia tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya.
"Ehh……?"
"Hmm, chuh... Hmm……"
"Whoa, hey...!"
Entah apa yang kupikirkan, tapi Yuzuki tiba-tiba menciumku.
Aku dipeluk denga erat, payudaranya yang telanjang menekan tubuh bagian dadaku.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
"Meskipun teman-temanku ada di sebelahku... bukankah akan menyenangkan jika kita melakukan hal-hal seperti ini?"
"Hei, kau cukup lucu──"
Yuzuki menyeringai, dan bibirnya semakin tumpang tindih dengan bibirku.
"Ngomong-ngomong, Taka tidak akan keluar dari ruang ganti selama sepuluh menit atau lebih. Bukankah akan sia-sia jika kita diam-diam saja, bukan? Atau apakah kamu ingin melihat penampilan Taka yang sedikit erotis?"
"……Aku hanya ingin melihat sosok erotis Yuzuki"
"Kalau begitu, aku harus melihatkannya kepadamu. Hmm, chu"
Chuck, chuck, kami saling berciuman satu sama lain, saling jalin lidah kita, dan hisap dengan suara menyeruput *slurp*.
Suara seperti ini tidak akan terdengar oleh Takaya yang sedang memakai earphone.
"Hmm, ayolah……!"
Aku terbawa suasana dan meremas-remas payudara Yuzuki sambil menciumnya.
Aku meraih payudaranya yang telanjang, mengangkatnya, meremasnya dengan lembut, dan menariknya dengan erat ke kiri dan kanan seperti sedang menguleni adonan kue.
Aku ingin sepenuhnya menikmati kelembutan dan elastisitas payudara ini.
"Hmm... Hmm, chu, hmm……"
Sambil meremas-remas payudaranya dan Yuzuki pun mengeluarkan suara imut, a-aku dan Yuzuki saling berciuman berulang kali.
Apakah aku boleh sebahagia ini?
Sambil mencium seorang gadis yang sangat cantik seperti Yuzuki, aku menyukai payudara G-cupnya dan meremas-remas nya sesuka hatiku.
"Hmmm...itu terlalu intens...suaraku akan keluar...nmm...! Kalau Taka, Taka mendengarnya... Hmmm……!"
Aku menutupi bibir Yuzuki saat dia akan meninggikan suaranya, aku melahapnya dengan keluarnya suara chuba-chuba yang disengaja, dan kami saling menjalin lidah dengan keras.
Jika kami berciuman seperti ini, Takaya tidak akan mendengar suara yang keras ini.
"Ah... Hmm... Taka, Taka, apa kau tidak melihat ini...? Anh... Ba, aku tahu, Anh, itu memalukan……"
"Kau pasti bersikap acuh tak acuh jika ini terjadi di depan Adikmu, bukan?"
"Tidak, adikku dan teman-temanku benar-benar berbeda ... ah...!"
Memegang dadanya erat-erat, Yuzuki bersandar dan seluruh tubuhnya gemetar.
Mungkin sekarang──
"Hei, tunggu sebentar... tidak lebih dari ini... ahttt... tapi tidak apa-apa……♡"
"Ahhhhhh……"
Aku mengangguk dan merasakan bibirnya yang lembut.
Sepertinya dadanya sudah menjadi sangat sensitif, jadi sangat disayangkan aku tidak bisa meremas-remasnya lagi.
Tidak, itu mungkin lain cerita bahwa aku sudah melakukan banyak hal dan tidak mempedulikannya sekarang.
"Haa……Ah, Taka, dia sudah berhenti menari. Apakah dia tidak akan ikut kelas pendidikan jasmani...?"
"Kukira begitu"
"Anh♡"
Akhirnya, aku memeluk Yuzuki dengan erat.
Tidak peduli berapa banyak hal-hal cabul yang kita lakukan, aku sudah membiarkan hawa nafsuku pergi terlalu jauh - bukan karena itu, tapi hanya ingin bersikap lembut dengannya.
Itu terlalu nyaman bagiku, tapi aku tidak ingin melupakan pertimbanganku untuk mereka berdua.
Sekalipun itu anakronisme, laki-laki harus bersikap lembut kepada perempuan.
- Scene Change -
Sepulang sekolah──
Aku akan pulang sendiri hari ini.
Bahkan jika aku mengatakan kepada diriku aku akan pulang, aku akan kembali ke apartemen Saudara Perempuan Tsubasa.
Jika paketnya sudah tiba, aku harus cepat pulang dan bekerja.
Pulang dengan Yuzuki akan membuatku khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentangku, jadi aku mungkin harus menahan diri untuk tidak melakukannya.
Selain itu, Yuzuki juga pasti membutuhkan waktu untuk dihabiskan bersama teman-temannya.
Aku berakhir dengan hubungan yang aneh dengan diriku sendiri, tetapi aku minta maaf karena aku akan banyak mengubah kehidupan mereka berdua.
Setelah berganti sepatu di loker sepatu dan akan meninggalkan gedung sekolah──
"Tunggu sebentar, Maki-kun"
"Ehh?"
Saat aku berbalik, Riina Takaya ada di sana.
Dia memiliki rambut hitam pendek dengan ikat rambut berwarna merah dan tubuhnya yang ramping.
Aku tahu dia sangat suka menari, jadi gaya berjalannya terasa lentur.
Tanpa sadar, aku menatap Takaya — mengingat apa yang terjadi di ruang ganti perempuan, jantungku berdebar-debar.
Ini jelas pertama kalinya orang ini berbicara kepadaku sendirian.
Dengan kata lain──
"Aku Minta Maaf, tapi apakah kamu punya waktu luang sekarang?"
"Aku minta maaffffffffff!"
"Apa, kenapa tiba-tiba?"
"Tidak, ini tentang pendidikan jasmani, bukan? itu sangat buruk!"
Aku menegakkan punggungku dan menundukkan kepalaku dalam-dalam.
Aku tidak membuat alasan. Ini salahku, jadi aku tidak punya pilihan lain selain meminta maaf.
"Pendidikan Jasmani...? tentang apa? untuk apa kamu minta maaf?"
"Eehhh? Apakah itu salah?"
"Ini berbeda ... jadi apa yang sedang terjadi pada kelas pendidikan jasmani?"
"Kamu menari di ruang ganti perempuan hari ini sambil mendengarkan musik"
"Menari? Bagaimana Maki-kun tahu tentang itu?"
"Karena aku bersembunyi di balik tirai saat itu"
"haha!?"
Takaya memutar matanya dan wajahnya memerah.
Penampilannya yang mencolok tidak cocok untuknya, dan reaksinya cukup seperti seorang gadis.
"Dan juga, mungkinkah... ruang pengakuan dosa? Kamu bersembunyi di sana?"
Dan ini bukan waktunya untuk memikirkan hal-hal cabul.
Tidak peduli bagaimana reaksi Takaya, aku tidak punya pilihan lain selain meminta maaf.
"Aku minta maaf! Aku sudah melihat tank top mu. Aku tidak peduli jika kamu melaporkannya ke sekolah atau jika kamu ingin menyerahkanku ke polisi!"
"Tunggu sebentar. Pertama-tama, kenapa Maki-kun ada di ruang ganti perempuan── Tunggu, Yuzu?"
Ah... Takaya menghela nafas kecil dan menatap langit.
"Apa yang kau lakukan, apakah kau idiot? Oh, aku mengerti, aku mengerti Tidak peduli apapun alasannya, kamu biasanya tidak menyelinap ke ruang ganti perempuan untuk mengintip, kan?"
"……Yuzuki yang mengajakku. Aku bisa saja keluar dari ruang ganti"
"Haa…… Yah, tidak. Itu bukan apa-apa, dan mungkin kamu dan aku juga korban Yuzu, jadi maafkan aku juga"
"Tidak, korbannya pasti Takaya……"
Seperti yang diharapkan, Takaya tampaknya memiliki pemahaman yang baik tentang kepribadian Yuzuki yang tidak tahu apa yang akan dia lakukan...
"ho, apakah itu benar-benar baik-baik saja?"
"Ya, Tidak apa-apa, dan juga ingatlah dan jangan melakukan hal yang aneh-aneh lagi! itu saja!"
Dengan wajahnya yang berwarna merah, kata Takaya dengan ketus.
"Baiklah. Aku akan bersumpah untuk mengingat dan tidak melakukan sesuatu yang aneh lagi"
"Tidak perlu mengulangi nya lagi! Ini terlalu memalukan...!"
Dengan muka yang tampak malu, Takaya menggunakan tangannya sebagai kipas untuk mengipasi wajahnya tersebut.
"Hei, itu adalah akhir dari cerita ini! Tidak ada pengukusan ulang! Lebih penting lagi... ini tentang Yuzu, yang ingin kutanyakan adalah"
"Hubunganku dengan Yuzuki...?"
Sejujurnya, aku lega subjek utamanya bukan mengintip, tapi akan menjadi masalah jika itu tentang Yuzuki.
"Tidak, ini hanya rasa penasaran ku saja, itu karena semua orang peduli kepada mu. Maki-kun, kenapa kamu bergaul dengan Yuzu lagi?"
"Ahhh……"
Itu artinya, Takaya hanya mengkhawatirkan persahabatan Yuzuki denganku sebagai temannya.
Itu benar, karena yuzuey, kasta teratas sekolah, tiba-tiba berteman dengan seorang anak laki-laki yang suram.
Aku berada di kasta yang lebih rendah, aku berada pada level di luar kasta.
Tidak ada yang tidak proporsional dengan Tsubasa Yuzuki.
Lalu──
"……Aku sudah berkencan dengan Yuzuki"
"Eh, serius?"
Satu-satunya cara untuk menghilangkan kecurigaan Takaya adalah dengan mengatakan yang sebenarnya.
Aku tidak bisa mengungkapkan rahasia si kembar dari mulutku, tapi aku pasti akan merasa bersalah jika aku terus berbohong kepada Takaya bahkan jika dia membiarkanku mengintipnya.
"Banyak orang yang sudah menyatakan pengakuan nya kepada Yuzu, tapi Maki-kun... Aku akan menunggu jawabannya untukmu. Mungkinkah Yuzu bilang oke??"
"Itu... aku tidak bisa mengatakannya"
Untuk saat ini, Yuzuki menyuruhku memperlakukannya sebagai teman saja.
"Ini semacam cerita yang lembut ... Hanya untuk memastikannya saja, aku hanya akan mengkonfirmasi satu hal, tapi, apakah Maki-kun sangat menyukai Yuzu?"
"Kamu tidak salah sama sekali. Aku sangat mencintai Tsubasa Yuzuki"
"……Entah bagaimana, ketika mendengar ini membuatku merasa malu. Ah, oh oh"
Takaya juga mengipasi wajahnya dengan tangannya sebagai kipas.
"Yuzu terus mendapatkan pengakuan dari orang seperti itu, tapi sangat jarang sekali melihat seseorang yang seterus terang ini... atau lebih tepatnya, ini mungkin pertama kalinya.."
"Sungguh……"
Alasan si kembar menyukaiku mungkin karena aku spesial.
Jika Takaya, yang merupakan sahabat Yuzuki, mengatakan itu, tidak diragukan lagi bahwa aku telah berubah.
"Kalau dipikir-pikir, apakah Takaya-san sudah lama berteman dengan Yuzuki?"
"Ehhh? Hm, mungkin tidak. Kami sudah berteman sejak masuk SMA. Yah, aku belum banyak mendengar tentang masa SMP Yuzu."
"Lalu tentang kembar-─"
"ehhh?"
Aku langsung menutup mulutku ketika mau berbicara topik berbahaya.
Apakah dia tahu bahwa Yuzuki mempunyai saudara kembar, aku hampir bertanya tentang itu.
Sial, kembar—bahkan jika aku menyembunyikannya, aku tidak bisa mengeluarkannya dari mulutku.
Takaya terlihat dekat dengan Yuzuki, dan mulutku hampir terpeleset untuk membicarakan topik tentang Yuzuki yang mempunyai adik Perempuannya yang kembar...itu benar-benar berbahaya.
"Tidak, tidak apa-apa"
"ya? Kembar... apa Maki-kun tahu kalau aku kembar?"
"Ehhh?"
Untuk sesaat, aku tidak mengerti apa yang dia katakan.
Namun, Takaya tidak mengatakan sesuatu yang rumit.
"Eh... tunggu dulu. Takaya-san juga-- Takaya-san mempunyai saudara kembar...begitukah??"
"Itu benar, aku tidak menyembunyikan apa pun. Nah, saudaraku bukan murid di sini"
"Apakah dia bersekolah di Yose?"
"Hmm... karena berbagai alasan, saudara ku tidak bersekolah. Ini tidak seperti dia dikeluarkan atau membolos"
"Sungguh……"
Jika itu terjadi, aku tidak bisa membayangkannya.
Tapi itu aneh.
Mengikuti Yuzuki dan Fuuka, Takaya juga mempunyai saudara kembar.
Aku belum pernah melihat anak kembar selama tujuh belas tahun di hidupku, tetapi dalam beberapa hari terakhir ini, aku sudah mengetahui dua orang yang memiliki saudara kembar.
"Atau lebih tepatnya, aku baik-baik saja dengan ini. Lalu tentang Yuzu"
"Oh, oh"
"Aku dulu berpikir itu aneh bahwa Yuzu begitu populer sehingga dia akan populer sampai mati, tetapi dia tidak berkencan dengan siapa pun."
"Kamu belum berubah. Um... bukankah hanya saja tidak ada pasangan yang cocok dengan seleramu?"
Takaya tidak akan pernah menduga bahwa aku sedang memacari pasangan yang bisa berkencan dengan saudara kembarnya.
"Yuzu memiliki banyak hal yang perlu dikhawatirkan. Entah kenapa aku merasa belum membuka hatiku untuk siapapun"
"Sebaliknya, kamu adalah tipe orang yang ramah dengan semua orang, bukan?"
"Itu benar"
Takaya memasang wajah tidak senang.
Karena Yuzuki memiliki rahasia mempunyai saudara kembar yang terlalu istimewa, dia mungkin telah menarik garis ke orang lain di suatu tempat.
Karena Takaya dekat dengan Yuzuki, dia mungkin peka terhadap itu.
"Hal yang paling menggangguku adalah--aku tidak tahu harus berkata apa, uh...hmm...itu semacam ilahi"
"Atau Demi Tuhan?"
"Apakah kamu mengerti artinya?"
"Mungkin……"
Secara harfiah, itu seperti dirasuki oleh Tuhan.
Atau bisa juga keadaan di mana kau hanya bisa melihat dewa tinggal di dalam dirimu, di mana kau bisa melihat kata-kata dan perbuatan yang tidak manusiawi.
"Itu baru saja terjadi baru-baru ini"
"apa itu?"
"Saat aku sedang bernyanyi di tempat karaoke, Yuzu tiba-tiba berkata pelan, “Ah, hujan.” Kenapa dia bisa tahu diluar hujan ketika kami masih berada di dalam ruangan karaoke? Tidak ada jendela, dan terlalu berisik untuk mendengar hujan. Omong-omong, aku tidak melihat smartphone ku, jadi aku tidak melihat informasi cuaca."
"…………"
Takdir mereka berdua yang kembar──Aku ingin tahu apakah Fuuka ada di luar dan terjebak dalam hujan.
Akankah si kembar itu dapat melihat hal-hal seperti itu?
"Aku sering menemukan dirinya menatap tidak seperti kucing. Itu mungkin rahasia popularitasnya yang misterius."
"……Aku tidak menyadari itu"
"Sepertinya kamu sangat berhati-hati di dalam kelas. Jika aku bukan orang yang sering nongkrong sepulang sekolah, kamu tidak akan menyadarinya"
Entah kenapa, Takaya bangga akan hal itu.
Kupikir aku juga sering menatap Yuzuki, tapi dia sama sekali tidak menyadari sisi dirinya yang itu.
"Mungkin"
"Ehh?"
"Yuzuki tidak ingin Takaya mengkhawatirkan hal-hal seperti itu dan ingin kamu berteman dengannya secara normal."
Yuzuki membatasi orang yang dia ungkapkan rahasia kalau dia memiliki saudara kembar.
Bukannya dia tidak mempercayai Takaya, itu karena dia terlalu kuat untuk ingin mengubah hubungan yang nyaman dengannya.
Aku mempunyai tebakan liar seperti ini, tapi menurutku begitu.
"……Ku pikir wajah dan suasana Maki-kun menakutkan, tetapi citraku padamu telah berubah."
"Aku menakutkan dan buruk. Kau tidak perlu takut dengan wajah dan aura ku. Selain itu, aku tidak bermaksud untuk mengintimidasi orang-orang di sekitarku."
"Ku rasa begitu. Ketika berbicara tentang Yuzu, kamu banyak bicara. Kamu tampaknya mengetahuinya lebih banyak dariku"
"Sepertinya aku juga sudah menyesatkan Takaya-san──Tidak, apakah aku salah?"
Aku tersenyum kecut dan menggelengkan kepala.
"Itu benar, mungkin aku telah menerimanya begitu saja bahwa aku terlalu takut kepadamu"
"Yah, semua orang salah. Begitu juga aku. Ku yakin kamu masih salah paham denganku"
"Jika kamu tidak berusaha untuk menjelaskan kesalahpahamanmu, aku mungkin akam menimbulkan masalah bagi Yuzuki."
"……Entah kenapa, pemikiran Maki-kun berpusat pada Yuzu terus?"
"Mungkim"
Tepatnya, pemikiran ku berpusat pada Anak Perempuan Keluarga Tsubasa yaitu Yuzuki dan Fuuka.
Sejak aku menjadi pacar mereka berdua yang kembar, Aku harus memikirkan mereka sepanjang waktu.
Aku tidak bisa membiarkan keinginanku pergi dan hanya bermain-main saja dengan perasaan mereka berdua.
"Ku pikir mungkin aku juga tidak tahu apa-apa tentang Yuzu. Tanpa diduga, Maki-kun mungkin menjadi pemicuku untuk melangkah untuk mengenal lebih dalam lagi kepada Yuzu"
"Ku harap itu akan terjadi"
"Yah, yah, kita mungkin tidak langsung akrab, tapi kita mungkin bisa saling akrab sedikit demi sedikit"
"Ah ah, iya"
Aku menggenggam erat tangan kanan yang diulurkan Takaya.
Itu adalah tangan yang kecil dan lembut.
Sahabat Yuzuki, mempunyai saudara kembar seperti Anak Dari Keluarga Tsubasa──
Entah bagaimana, aku merasa hubunganku dengan Riina Takaya akan sangat berubah dari sebelumnya.
Post a Comment