NWQA9y4fvqTQ9rz5lZU0Ky7avuunQd0OpkNmfOuq
Bookmark

[LN] Shinobanaito Yabai! - Volume 1 - Chapter tambah - Afterwood [IND]


 

Penerjemah : Izhuna 


Proffreader : Izhuna



E-Book Bonus Eksklusif: Cerita Pendek Baru

“Berat Badan Ninja”



Mengambil alih ruangan klub seni minum teh memang bagus, tapi Yuki, Akane, dan Aoi sama sekali tidak membantu membersihkannya. Ruangan yang digunakan sebagai ruangan klub adalah sebuah bangunan terpisah di gedung sekolah, yang karena itu sering dijadikan tempat nongkrong para berandal. Akibatnya, aku harus bersih-bersih dengan putus asa di gedung itu yang sudah sangat kotor akibat mereka. Coretan dinding, sampah berserakan di sekitar, dan puntung rokok – aku membuang semuanya. Setelah itu, aku masuk ke dalam ruangan klub seni minum teh… alias ruang teh. Di dalamnya cukup luas, tersedia peralatan lengkap untuk seni minum teh, meja besar, dan bantal duduk.

Di sana, Yuki, Akane, dan Aoi sedang santai minum teh.

Kalau teh yang mereka minum adalah hasil buatan mereka sendiri, mungkin masih ada harapan. Tapi sebetulnya mereka hanya minum teh botolan biasa dan meletakkan camilan di meja, sambil ngobrol bertiga. Ini bukanlah kegiatan klub.

Hari sebelumnya, aku mengusir para berandal itu, dan sekarang mereka hanya membuat tempat yang nyaman untuk nongkrong.

“Shinobu-kun, kamu lelah ya. Mari sini istirahat,”

 Yuki sambil mengetuk bantal kosong untuk mengajakku duduk. Tapi aku tidak terlalu ingin bergabung.

Beberapa hari terakhir ini, aku merasa canggung beraktifitas bersama ketiga orang ini – dengan kata lain, kami berempat melakukan kegiatan bersama. Harusnya seimbang, dua laki-laki dan dua perempuan, tapi entah kenapa, aku merasa aku sendiri berbeda dari ketiganya, merasakan semacam alienasi.

Apakah aku salah persepsi karena Aoi, meski laki-laki, berkepribadian androgini, sehingga aku jadi merasa seperti berada dalam kelompok yang tidak seimbang, satu laki-laki dan tiga perempuan?

“Shinobu, ini tehmu.”

Meski mereka langsung minum dari botol, Aoi menuangkan teh untukku ke dalam cangkir.

“…Eh?” kataku, senang tapi bingung. Hanya teaku yang diberikan dalam peralatan teh yang mewah.

Mungkin ini adalah peralatan yang digunakan untuk kegiatan klub, tapi apakah benar-benar baik memakainya untuk teh botolan?

“Mengapa mengunakan peralatan teh?”

“Kami hanya memiliki tiga cangkir teh, jadi aku mencucinya sebelum digunakan agar aman,”

Dengan terpaksa, aku minum teh oolong dari peralatan teh itu. Faktanya bukan green tea memberikan rasa yang aneh.

“…”

Sekarang sudah setelah sekolah. Artinya, jam makan siang telah berlalu, dan sebentar lagi waktu makan malam.

Mereka makan camilan terlalu banyak, pikirku.

Apakah mereka mengerti tentang berat badan yang ideal untuk ninja?

“Berapa berat badan kalian?”

Seketika, suasana di ruang teh berubah. Lebih tepatnya, ketiga orang selain aku tiba-tiba menjadi serius.

“Kamu tidak boleh menanyakan berat badan kepada perempuan. Apa kamu tidak memiliki rasa sopan santun? Tentu saja kita tidak akan memberitahumu,”

Ini hampir mendekati titik di mana seseorang akan menarik senjata mereka.

“Kamu tidak memiliki kepekaan, Shinobu. Itu sebabnya kamu tidak populer. Mengejar badan seorang perempuan itu tidak pantas. Tergantung situasinya, kamu bisa dibunuh lho,”

“Itu mungkin terlalu berlebihan, tapi memang benar kamu tidak boleh menanyakan berat badan,”

Aku tahu ini topik sensitif bagi ninja.

“Kalian pasti di bawah 60 kg, kan?”

Seketika itu juga, Akane sudah siap dengan pistolnya.

“Tidak mungkin aku seberat itu! Apakah aku kelihatan sebegitu gemuknya!?”

“Shinobu... hari ini kamu benar-benar menjejakkan kaki di ranjau darat, ya?”

“Tenang. Ini semua berdasarkan apa yang aku dengar dari Mao,”

Kata-kataku membuat Akane dan Aoi yang menghormati Mao tampak bingung.

“Mao bilang, ninja harus bisa menopang berat badannya sendiri hanya dengan satu tangan untuk bisa menggantung di langit-langit atau memanjat dinding yang tinggi, jadi bagi ninja penting untuk latihan mengangkat karung beras untuk melatih kekuatan genggaman dan lengan. Karung beras beratnya 60 kg, jadi idealnya berat badan ninja harus di bawah 60 kg,”

Saat aku menjelaskan, ekspresi minat dan keingintahuan mereka perlahan menghilang.

“Karung beras di zaman sekarang ini...”

“Ya, memang ada di beberapa tempat,”

“Akhir-akhir ini aku tidak bisa mempertahankan berat badan di bawah 60 kg, jadi Mao selalu menyebutku orang yang tidak cocok menjadi ninja dan selalu menghina kesempurnaanku. Karena itu, aku harus meningkatkan waktu latihanku,”

 Namun, semakin aku berlatih, berat badanku semakin bertambah.

Dengan kadar aktivitas olahragaku saat ini, jika aku mencoba mengatur makan, aku mungkin akan mati dalam beberapa hari.

Saat aku memikirkan tentang Mao, entah kenapa ketiga orang itu menatapku dengan mata setengah tertutup.

“Mao pasti sangat tidak ingin berpisah dari Shinobu-kun,” Yuki dengan ekspresi yang tegas dan tawa kecil.


Afterword


Lama tak bertemu, atau mungkin ini pertama kalinya. Saya adalah Fujikawa Keizou.

Karya ini bukanlah tentang aksi pertarungan para ninja yang hidup di zaman modern... tapi sebuah komedi.

Meskipun karakter utamanya memiliki nasib yang cukup menyedihkan, namun dia memiliki karakter yang jauh dari kegelapan, jadi daripada merasa kasihan, dia lebih kepada sosok yang lucu dan menghibur.

Pahlawan wanita di kisah ini adalah kunoichi... ninja wanita.

Kata “kunoichi” itu terkenal karena berhubungan dengan kata “wanita,” tapi sebenarnya setiap satu dari mereka telah berbohong tentang sesuatu kepada sang protagonis.

Seseorang yang mampu memaafkan kebohongan kunoichi tersebut pasti akan mendapatkan hal-hal yang baik nantinya.

Secara pribadi saya sangat menyukai konsep ninja sejak kecil, bahkan kadang-kadang ketika saya duduk di kursi belakang mobil orang tua saya, saya suka membayangkan ninja yang berlari lebih cepat dari mobil di jalan raya melalui jendela.

Di era Edo, ada seorang ninja bernama Jiraiya yang memanggil seekor katak raksasa untuk menungganginya, tapi mungkin sejak dahulu kala, keberadaan ninja selalu merangsang imajinasi manusia.

Atau mungkin, ninja sejati juga bisa memanggil katak raksasa, menyemburkan api dari mulut mereka, atau berduplicasi, siapa tahu.h

Sekarang, terima kasihku.

Ilustrasi disediakan oleh Pusshio-sensei dari Nekoyashiki.

Saya terkesan dengan desain karakter yang indah dan banyak ilustrasi lainnya.

Khususnya ilustrasi Vaninjer sangat luar biasa. Sensei telah menciptakan sesuatu yang sangat fantastis.

Terlepas dari kenyataan bahwa ada tiga wanita cantik dengan kostum kelinci, entah mengapa sorotan mata tertuju pada seseorang, dan hanya dengan satu gambar itu, juga menggambarkan berbagai pertempuran yang harus dilalui oleh sang protagonis melalui bekas lukanya...

Saya sangat berterima kasih atas ilustrasi yang menghidupkan dunia karya ini. Sungguh, terima kasih banyak.

Saya juga mendapat banyak dukungan dari editor yang bertanggung jawab atas karya ini.

Jika tidak ada koreksi jalur, mungkin sang protagonis akan jatuh ke dalam kegelapan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang terlibat dalam karya ini dan tentu saja kepada semua pembaca yang telah memilih untuk membaca buku ini.

Saya harap kalian menikmatinya.




Previous Chapter |Toc |

0

Post a Comment